SEJARAH DESA SENDANG

Asal usul, asale Desa Sendang Wonogiri dulu tempat pelarian rakyat Majapahit. Desa Sendang merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.

Desa Sedang diapit dan berbatasan langsung dengan dua kecamatan yakni Kecamatan Wuryantoro di sebelah selatan dan Kecamatan Selogiri di sebelah barat. Di sisi timur desa tersebut terhampar perairan Waduk Gajah Mungkur. Ada cerita yang kental tentang nuansa perubahan zaman di desa seluas 200-an hektare (ha) ini. Tokoh masyarakat sekaligus mantan Kades Sendang, Mino, bercerita Desa Sendang awalnya dihuni oleh para pelarian Kerajaan Majapahit pada masa-masa keruntuhannya.

Dia menuturkan mereka lari karena enggan diperintah oleh Kesultanan Demak yang telah menaklukkan kerajaan yang beribu kota di Trowulan tersebut. Pasalnya, Kerajaan Demak memiliki keyakinan yang berbeda dengan mereka kala itu. Akhirnya mereka lari ke berbagai penjuru. Salah satunya ke sini. Dan mereka pun tidak langsung menempati lokasi balai desa saat ini, namun mereka memilih bermukim di dekat puncak bukit Soko Gunung. Sekarang daerah tersebut dinamakan Dusun Soko Gunung.

Semakin lama, jumlah kepala yang tinggal di sana semakin banyak karena para pelarian itu beranak pinak. Akhirnya beberapa keluarga memilih turun dari bukut dan membuat tempat tinggal baru. Dari situ muncul permukiman baru di kaki Bukit Soko Gunung. Sebelum Waduk Gajah Mungkur [WGM] dibangun, ada sungai yang mengalir di bawah Bukit Soko Gunung. Karena zaman dulu sungai dianggap sebagai sumber kehidupan, maka semakin banyaklah orang-orang yang bermukim di situ, dan jadilah Desa Sendang. Kata Sendang dipilih karena di sekitar aliran sungai tersebut ada sebuah sendang.

Pada awal berdirinya, Desa Sendang memiliki daerah yang luas dan memiliki 15 dusun. Saking luasnya, ada sebuah dusun yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Nguntoronadi di sisi timur. Ketika ada proyek pembuatan Waduk Gajah Mungkur dimulai, ada delapan dusun yang terkena genangan air. Tiga di antaranya tenggelam karena terletak di sisi timur dan merupakan area pembuatan waduk.

Mayoritas penduduk ketiga dusun yang tenggalam tersebut ikut program Bedol Desa yang dicanangkan Presiden ke-2 RI, Soeharto, saat pembangunan waduk WGM. Balai Desa yang kala itu berada di bawah dan terkena genangan air akhirnya dipindah ke tempat yang sekarang.

Tulis Komentar