WONOGIRI, sendang-wonogiri.id – Guna meningkatkan performa menghadapi PON Papua 2021, para atlet gantolle Jateng mengasah kemampuan take off di Watu Lumbung, Sendang, Wonogiri. Jalur terbang pendek menjadi pilihan para atlet gantolle Jateng, akhir-akhir ini. Ketika cuaca bersahabat di sela-sela hujan yang kadangkala mulai mengguyur, sejumlah atlet gantolle mengasah kemampuan ketepatan mendarat di kawasan udara Waduk Gajahmungkur, Desa Sendang, Wonogiri.
[caption id="attachment_7701" align="aligncenter" width="300"]
Puncak Joglo, salah satu landasan take off gantolle dan paralayang dengan ketinggian 660 MDPL. (Dok.desa.id – Foto : adm)
[/caption]
Desa Sendang, Wonogiri memiliki dua landasan take off gantolle maupun paralayang yaitu Puncak Joglo dan Watu Lumbung. Ketinggian lokasi take off Watu Lumbung hanya sekitar 250 mdpl, jadi relatif rendah dibandingkan take off utama di Bukit Joglo yang ketinggiannya sekitar 660 mdpl.
"Kami manfaatkan lokasi di Watu Lumbung sebagai tempat take off, lalu mendarat di kawasan objek wisata Waduk Gajahmungkur. Jaraknya relatif pendek, cocok untuk latihan spot landing (ketepatan mendarat-red)," kata salah seorang atlet gantolle Klaten, Isah Iriawan, Minggu (25/10).
Isah tidak sendirian. Atlet-atlet gantolle biasanya berlatih secara bersama-sama. Menurut Ketua Pengprov Gantolle Jateng Susetyoko "Stik", selain dirinya yang berasal dari Karanganyar dan Isah, biasanya ada sejumlah atlet lain yang bergabung latihan. Beberapa di antaranya yakni atlet Solo Sulis Widodo, Supardi (Karanganyar), Ayyas Yahya, serta Supriyanto dan Kharisma (Banyumas).
[caption id="attachment_7702" align="aligncenter" width="300"]
Bukit Watu Lumbung, landasan baru take off gantolle dan paralayang yang memiliki ketinggian lebih rendah dibanding Puncak Joglo. (Dok.desa.id – Foto : adm)
[/caption]
Menurut Stik, landasan Watu Lumbung dipilih karena lebih efektif untuk latihan spot landing. Sebab jika cuaca benar-benar bagus, seorang atlet bisa terbang hingga lima-tujuh sortie per hari. Sementara jika take off di Bukit Joglo, seorang atlet dapat terbang dua-tiga kali saat cuaca bagus. "Karena akhir-akhir ini arah dan kecepatan angin cukup bagus, jika tidak hujan, maka kami manfaatkan untuk meningkatkan performa untuk nomor spot landing," ujar Stik.
[caption id="attachment_7703" align="aligncenter" width="300"]
Atlet Gantolle Jateng meningkatkan performa dengan mengasah ketepatan mendarat di kawasan Waduk Gajah Mungkur. (Dok.desa.id – Foto : adm)
[/caption]
Latihan di landasan take off Watu Lumbung tersebut lebih diintensifkan, mengingat situasi cuaca dan kondisi di kawasan Waduk Gajahmungkur kini relatif bagus. Arah dan kecepatan angin cenderung headwind, sementara permukaan air waduk yang berdekatan dengan landing area juga menyusut. Dengan demikian, jadwal latihan di Gunung Telomoyo dengan launching ramp yang berketinggian 1.894 meter di atas permukaan laut (mdpl), digeser ke Sendang, Wonogiri. (sumber : SM)