SURAKARTA (sendang-wonogiri.id) – Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi menggelar shilaturahmi kebhinekaan dan doa bersama tokoh lintas agama se-Solo Raya, Senin (07/09/2020) di Benteng Vastenburg, Surakarta. Hadir dalam kegiatan tersebut Wantimpres, Habib Lutfi Bin Yahya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Pangdam IV Diponegoro, Walikota Surakarta, F.X Hadi Rudyatmo, Danrem, Dandim, Kapolres serta tokoh-tokoh lintas agama se-Soloraya. Peserta silaturahmi kebhinekaan berjumlah 450 orang dan menjalani rapid test di Pendhapi Gede, Balai Kota Surakarta sebelum memasuki Benteng Vastenburg.
[caption id="attachment_7559" align="aligncenter" width="300"]
450 peserta silaturahmi kebhinekaan mengikuti rapid test di pendhapi gede, Sala, Senin (7/9). (Dok.desa.id – Foto : adm)
[/caption]
Dalam kesempatan tersebut Kapolda Jateng mengajak masyarakat untuk agar menghargai satu sama lain dan menghilangkan intoleransi di tengah pandemi Covid-19 yang melanda semua belahan dunia. Ia menegaskan bahwa sikap intoleransi adalah salah satu pemicu konflik dalam masyarakat. “Intoleransi apabila dibiarkan akan memicu sikap radikalisme dan berujung pada perbuatan terorisme, maka mari kita bersikap toleransi agar masyarakat senantiasa damai sentosa,” ujarnya.
[caption id="attachment_7560" align="aligncenter" width="300"]
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi saat memberikan sambutan pada silaturahmi kebhinekaan di Benteng Vastenburg , Senin (7/9). (Dok.desa.id – Foto : adm)
[/caption]
Ia menambahkan, “Jangan ada yang merasa paling agamis sendiri, jangan merasa paling Pancasilais sendiri, dan jangan merasa paling benar sendiri. Semua yang merasa paling benar dan memaksakan kehendak itu hal yang biasanya tidak benar,”.
[caption id="attachment_7561" align="aligncenter" width="300"]
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat memimpin deklarasi pada silaturahmi kebhinekaan di Benteng Vastenburg , Senin (7/9). (Dok.desa.id – Foto : adm)
[/caption]
Senada dengan Kapolda Jateng, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan tentang intisari dari kebhinekaan, yang menurutnya adalah kemampuan menghargai adanya perbedaan dengan mengedepankan sikap toleransi. Sejak 1928 pemuda Indonesia telah merintis persatuan dan kesatuan bangsa, mulai dari satu tanah air, satu bangsa, dan satu bangsa. “Intisari dari kebhinekaan adalah kemampuan menghargai adanya perbedaan dengan mengedepankan sikap toleransi. Apalagi di masa pandemi covid-19 ini semua harus bersatu. Ekonomi harus berjalan,” ucapnya.
[caption id="attachment_7562" align="aligncenter" width="300"]
Habib Luthfi saat memberikan ceramah pada silaturahmi kebhinekaan di Benteng Vastenburg , Senin (7/9). (Dok.desa.id – Foto : adm)
[/caption]
Sementara itu, Maulana Habib Luthfi Bin Yahya mengatakan dengan menjaga persatuan dan kesatuan maka bangsa dan negara Indonesia akan semakin kokoh dan kuat. Serta tidak mudah digoyahkan. Perbedaan-perbedaan tidak merubah rasa nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia. “Ibarat lautan, menjadi tempat muaranya air sungai dari berbagai penjuru namun tidak merubah rasa asin air laut. Kita tetap satu sebagai Bangsa Indonesia,” tandasnya.
[caption id="attachment_7563" align="aligncenter" width="300"]
450 tokoh lintas agama mengikuti shilaturahmi kebhinekaan di Benteng Vastenburg , Senin (7/9). (Dok.desa.id – Foto : adm)
[/caption]
Pada akhir kegiatan tersebut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memimpin deklarasi pernyataan sikap bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI yang diikuti oleh peserta. Dalam kegiatan tersebut Polres Wonogiri mengutus peserta dari berbagai organisasi keagamaan di Kabupaten Wonogiri yaitu FKUB, MUI, NU, LDII, Muhammadiyah, MTA, Gereja Yohanes Rasul, GKI, dan GBI. (adm)