Disusun oleh Febiola Nur S (KKN-PPM UGM 2020)
Infeksi jamur (fungus) pada ikan merupakan bentuk infeksi sekunder, artinya serangan jamur muncul karena adanya luka akibat serangan primer seperti parasit. Sebagian besar jenis ikan air tawar termasuk telurnya rentan terhadap infeksi jamur. Infeksi jamur ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti penanganan yang kurang baik sehingga menimbulkan luka pada tubuh ikan, kekurangan gizi, suhu, oksigen terlarut yang rendah, bahan organik tinggi, kualitas telur buruk atau tidak terbuahi, serta padatnya jumlah telur. Penyakit akibat jamur dapat menular melalui spora jamur yang ada diperairan. Salah satu jamur yang dapat menginfeksi ikan adalah Saprolegnia sp.
Saprolegnia sp merupakan agen penyebab penyakit saproligniasis. Saproligniasis biasa dikenal dengan nama fish mold dan sering menyerang ikan mas, tawes, gabus, gurami, nila, dan lele. Saprolegnia dapat menginfeksi telur dan menyebabkan kerusakan telur sehingga daya tetas menjadi rendah, namun pada ikan nila jamur ini jarang menginfeksi telur karena telur dierami dalam mulut induk.
Ciri khas ikan yang terinfeksi jamur ini yaitu, tubuhnya akan ditumbuhi semacam kumpulan benang kapas berwarna putih kecoklatan (seperti pada Gambar 1.). Selain itu dapat juga terjadi peradangan, granuloma (kelainan pada jaringan), serta dapat menyebabkan kematian akibat gangguan respirasi berat pada insang dan osmosis pada kulit.
Penanganan awal yang perlu dlakukan jika terdapat ikan yang terinfeksi jamur adalah segera memisahkan ikan yang telah terinfeksi ke bak tersendiri. Ikan yang terinfeksi dapat diobati dengan cara merendam ikan dalam larutan Malachite Green dengan dosis 60 gram obat/m3 selama 1 jam. Perendaman juga dapat dilakukan dengan larutan formalin 100 – 200 ppm selama 1 – 3 jam atau dengan larutan garam 20 ppm selama 1 jam. Serangan Saprolegnia dapat dicegah dengan beberapa cara, seperti menghindari perlakuan yang dapat menyebabkan tubuh ikan luka dan telur dirawat dengan baik dan bebas dari kotoran. Selain itu, pemberian mutu dan jumlah pakan yang baik juga dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan.
Oleh karena itu, pentingnya kesadaran untuk meningkatkan kesehatan pada ikan. Bukan hanya belajar mengenai cara pembibitan dan pengembangan hingga penjualan, melainkan juga belajar mengenai pentingnya menjaga kesehatan ikan. Apabila Kesehatan pada ikan tidak diprioritaskan maka akan berdampak pada penurunan daya jual yang bahkan akan menurunkan perekonomian masyakarat dan Indonesia.
[caption id="attachment_7439" align="aligncenter" width="134"]
Gambar 1. Ikan yang terinfeksi[/caption] [caption id="attachment_7440" align="aligncenter" width="159"]
Gambar 2. Jamur Saprolegnia sp[/caption] Referensi
Andriani, Y. 2018. Budidaya Ikan Nila. Yogyakarta: Deepublish
Cahyono, B. 2001. Budi Daya Ikan di Perairan Umum. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Kurniawan, A. 2012. Penyakit Akuatik. Bangka Belitung: UBB Press