WONOGIRI, sendang-wonogiri.id │ Para pecinta alam yeng tergabung dalam Komunitas Pecinta Alam Wonogiri (Kompag) mengadakan Kopdar di puncak Bukit Joglo, Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Minggu (16/2).
[caption id="attachment_6512" align="aligncenter" width="300"]
Kompag gelar kopdar di puncak bukit Joglo, Sokogunung, Sendang, Wonogiri, Sabtu-Minggu (15-16/2) (Dok.desa.id – Foto : Ag)
[/caption]
Dalam Kopdar tersebut, Kompag mengusung tema Snake Education (pendidikan mengenai ular) dengan mengundang komunitas Animal Independen Wonogiri.
Ketua Kompag Tanto Sri Kuncoro saat ditemui reporter sendang-wonogiri.desa.id mengatakan, saat ini komunitasnya memiliki anggota sekitar 160 orang dan rutin mengadakan Kopdar. Tidak ada batasan usia untuk menjadi anggota Kompag. Mereka ada yang dari kalangan pelajar, karang taruna, karyawan, dll.
[caption id="attachment_6513" align="aligncenter" width="300"]
Ketua Kompag, Tanto Sri Kuncoro (kiri) saat memberikan keterangan kepada reporter sendang-wonogiri.desa.id terkait kegiatan kopdar di puncak bukit Joglo, Sendang, Minggu (16/2) (Dok.desa.id – Foto : Ag)
[/caption]
“Kopdar di puncak Bukit Joglo ini merupakan yang ke-13 dan kami mengangkat tema Snake Education,” kata Tanto.
Kompag mengangkat tema tersebut karena akhir-akhir ini, terutama musim penghujan banyak berita ular yang masuk ke permukiman. Mereka mengundang komunitas Animal Independen Wonogiri untuk berbagi pengetahuan mengenai ular.
“Dengan Snake Education minimal kita tahu dan bisa mengidentifikasi mana ular yang berbisa dan mana yang tidak. Tahu bagaimana cara penanganan atau penangkapannya,” terangnya.
[caption id="attachment_6515" align="aligncenter" width="300"]
Puncak Joglo dipilih sebagai tempat Kopdar Kompag ke-13 karena destinasi wisata ini menampilkan pemandangan pegunungan yang masih asri & eksotis dengan adanya kabut di pagi hari. (Dok.desa.id – Foto : Ag)
[/caption]
Acara Kopdar Kompag di area take off olahraga paralayang dan gantole Puncak Joglo itu diawali dengan sarasehan bersama Kepala Desa Sendang, Sukamto Priyowiyoto, dan karang taruna setempat, Sabtu malam (15/2). Mereka membahas pengembangan wisata gantole dan paralayang, puncak Soko Gunung, dan bagaimana membantu mengekspose obyek-obyek wisata tersebut.
Saat penyampaian materi snake education, peserta dibekali pengetahuan mengenai ular. Beberapa peserta yang takut ular diajak lebih dekat dengan ular. Mereka diajak untuk mengatasi ketakutannya, sehingga peserta yang sebelumnya takut mendekat, kini berani menyentuh ular.
[caption id="attachment_6514" align="aligncenter" width="300"]
Komunitas pecinta reptil, Animal Independen Wonogiri menjadi pembicara tentang Snake Education pada kopdar Kompag di puncak bukit Joglo, Sendang, Wonogiri, Minggu (16/2) (Dok.desa.id – Foto : Ag)
[/caption]
Pecinta reptil, Gesang Nanda Sadewa, yang menjadi pemateri menerangkan, penanganan pertama gigitan ular berbisa adalah dengan immobiliasasi. Yakni membuat bagian tubuh yang digigit tidak banyak bergerak. Misalkan tangan digigit ular, maka tangan tersebut dapat dijepit dengan dua balok kayu kemudian dibebat kencang agar tidak banyak gerak. Dengan cara itu bisa ular tidak cepat menyebar. (adm)