WONOGIRI, sendang-wonogiri.id │ Pemkab Wonogiri melalui Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri menggelar Sosialisasi Program Sembako Tahun 2020, pada hari Rabu, (29/1) bertempat di Gedung Giri Wahana, Komplek GOR Giri Mandala, Wonogiri. Hadir dalam kegiatan ini, Bupati Wonogiri, didampingi Kepala Dinas (Kadin) Sosial, Kadin Pertanian dan Pangan, Kadin KUKM dan Perindag, Kadin Kelautan dan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Kabupaten Wonogiri.
[caption id="attachment_6446" align="aligncenter" width="300"]
Kadinsos Wonogiri, Kurnia Listyarini saat menyampaikan paparan pada sosialisasi Bansos Sembako di Gedung Giri Wahana, Rabu (29/1) (Dok.desa.id – Foto : Anto)
[/caption]
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri, Kurnia Listyarini dalam paparannya mengatakan bahwa tahun ini, BPNT mengalami perkembangan yakni bertransformasi menjadi Bansos Sembako. “Pada program BPNT, KPM hanya menerima bantuan non tunai senilai Rp 110 ribu. Namun seiringnya waktu, pemerintah memberikan top up menjadi Rp 150 ribu. Program Bansos Sembako dimulai bulan ini dan pelaksanaan penyaluran program tersebut bekerjasama dengan bank BNI dengan agen E-Warongnya,” paparnya.
Ia menambahkan selain penambahan jumlah nominal bantuan, program Bansos Sembako juga mengalami perkembangan. Dimana, tahun lalu KPM hanya dapat menukar dengan beras dan telur, namun kini di program Bansos Sembako ini, KPM dapat menukarkan dengan sejumlah komoditi tambahan lainnya berupa ayam, daging, ikan segar, sayur mayur serta buah-buahan. “Untuk tahun ini, kuota penerima Bansos Sembako di Wonogiri sebanyak 76.599 KPM dengan agen penyaluran 304 E-Warong,” jelasnya.
[caption id="attachment_6447" align="aligncenter" width="300"]
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo saat memberikan sambutan pada sosialisasi Bansos Sembako di Gedung Giri Wahana, Rabu (29/1) (Dok.desa.id – Foto : Anto)
[/caption]
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo saat memberikan sambutan pada acara tersebut mengatakan sebaik apapun program tanpa adanya kerjasama maka tidak akan berjalan. “Dalam program bantuan sosial ini peran E-Warong sangat vital,” jelasnya.
Bupati menambahkan dari 304 E-Warong dapat dilihat aspek kemanfaatannya dari sisi kerja dan kinerja. Jika ada E-Warong yang belum memenuhi syarat administrasi dll, kita menyediakan ruang untuk identifikasi, nantinya akan terklarifikasi. Pemkab Wonogiri berkewajiban mendorong agar melakukan perbaikan. “Bukan langsung mendelete, jika langsung di delete maka tidak ada forum seperti ini,” ujarnya.
[caption id="attachment_6448" align="aligncenter" width="300"]
Sebanyak 304 E-Warong mengikuti sosialisasi Bansos Sembako di Gedung Giri Wahana, Rabu (29/1) (Dok.desa.id – Foto : Anto)
[/caption]
Bupati Wonogiri, yang akrab disapa “Pak Jekek” ini berharap E-Warong menjadi agen perubahan, ikut membantu mendata warga yang belum memiliki kepesertaan BPJS melalui single data yaitu berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan). “Dengan daya, upaya, ikhtiar, saya mempunyai mimpi “Wonogiri akan indah” dengan menjalin kerjasama semua pihak untuk mengentaskan kemiskinan di angka 7%. Saya tidak rela Wonogiri hanya dikenal sebagai kota Gaplek, kekeringan, penyumbang urbanisasi tertinggi,” tandasnya. (adm)