WONOGIRI-sendang-wonogiri.id │ Menindaklanjuti hasil rapat koordinasi Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata pada tanggal 14 Nopember 2019, maka Pemerintah Kabupaten Wonogiri melalui Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata mengadakan FGD (Forum Group Discusion) terkait Pengelolaan Desa Wisata Tahun 2019. FGD dilaksanakan di Azana Green Hotel, Pracimantoro selama dua hari, Selasa-Rabu (19-20/11).
[caption id="attachment_6327" align="aligncenter" width="300"]
Disporapar Wonogiri menggelar pelatihan pengelolaan desa wisata. (Dok.desa.id - Foto : Dila)
[/caption]
Peserta terdiri Kades, BPD, Pokdarwis, Karang Taruna dari 9 desa yakni Desa Sendang, Desa Kepuhsari, Desa Sambiroto, Desa Wonodadi, Desa Gebangharjo, Desa Gunturharjo, Desa Bayemharjo, Desa Karanglor dan Kelurahan Tirtomoyo. Hadir pula pendamping desa dari 6 kecamatan yakni kecamatan Wonogiri, Manyaran, Pracimantoro, Tirtomoyo, Eromoko, dan Paranggupito.
Yitno Purwoko,SE.,M.Sc dari Universitas Gadjah Mada (UGM) selaku pemateri mengatakan bahwa kunci utama Tata kelola desa wisata berada di SDM. Apalagi jika desa wisata itu ditunjang dengan memiliki karakteristik lokal, kesadaran masyarakat terkait pesona desa yang tinggi, serta memiliki hubungan selaras antar lembaga (Pemdes, Pokdarwis, BUMDes, BPD, dll) maka desa wisata akan cepat berkembang. "Karena terdapat pergeseran minat wisatawan yang asalnya dari wisata kota beralih ke wisata desa/desa wisata. Untuk itu kita harus menciptakan wisata yang asli, lokal, unik dan berbeda,” jelasnya.
[caption id="attachment_6329" align="aligncenter" width="300"]
Kades, BPD, Pokdarwis, dan BUMDes mengikti pelatihan pengelolaan desa wisata dari Disporapar Wonogiri. (Dok.desa.id - Foto : Dila)
[/caption]
Dalam kelembagaan keterlibatan pihak ketiga sangat penting, dari lembaga masyarakat yang kompak akan mempercepat tercapainya tujuan. Untuk mengelola desa wisata juga diperlukan perdes yang mengatur tentang pengelolaan desa wisata, SK, AD-ART, SOP dan Program kerja (prioritas) yang jelas dan terlaksana. Jangan sampai Pengelola hanya nama tanpa ada program kerja. “Dan yang terpenting adanya visi-misi yang komitmen dan konsisten. Selain itu laporan keuangan sangat penting dan ketika berbicara soal uang maka bendahara di tuntut untuk akuntabel,” tandasnya.
Menurut Elisa Dwi Rohani, SE., M.Sc ketika menyampaikan materi terkait Strategi pengemasan paket wisata. Ia menyinggung Desa Wisata Sendang. "Untuk Desa Sendang itu sebenarnya sangat mudah bahkan bisa dibuat untuk paket full day bagi wisatawan yg berkunjung. Minimal orang yang berkunjung ke destinasi wisata itu selama 1-2 jam, dan paket wisata ada paket A, B dan C (banyak paket) dalam waktu half day dan full day," pungkasnya.
[caption id="attachment_6328" align="aligncenter" width="300"]
Kades Sendang, Sukamto Priyowiyoto menerima piagam keikutsertaan pelatihan dari Disporapar Wonogiri. (Dok.desa.id - Foto : Dila)
[/caption]
Dalam pelatihan tersebut Desa Sendang mengirimkan 4 peserta yang terdiri dari Kades Sukamto Priyowiyoto, Anggota BPD Budi Santoso, Sekretaris BUMDes Ferdila, dan perwakilan pokdarwis, Wardi. Seluruh peserta diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan dengan pengelolaan wisata yang lebih profesional.(Admin)