sendang-wonogiri.id – Tiga belas desa di Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri mengikuti pelatihan peningkatan SDM khususnya bagi operator Sistem Informasi Desa (SID). Tiap desa mengirimkan dua operator yakni Desa : Balepanjang, Baturetno, Belikurip, Boto, Gambiranom, Glesungrejo, Kedungombo, Saradan, Sendangrejo, Setrorejo, Talunombo, Temon, dan Watuagung. Pelatihan diselenggarakan di ruang baca TK Al Falah, Baturetno, Selasa (26/11). Bimtek SDM ini menghadirkan pemateri Pendamping Desa (PD) kecamatan Baturetno, Dinik Ikhawati, operator SID Desa Sendang, Agung Susanto, dan operator SID Desa Tremes, Arif Gunawan.
[caption id="attachment_6318" align="aligncenter" width="300"]
Operator SID se-Kecamatan Baturetno mengikuti bimtek SDM terakit pengelolaan SID (Dok.desa.id - Foto : Agung)
[/caption]
“Pemerintah desa harus mengelola informasi yang dapat diakses oleh masyarakat desa dan semua pemangku kepentingan. Banyak media yang dapat dipergunakan oleh desa untuk menyampaikan informasi antara lain medsos (Facebook, Tweeter, Instagram). Saat ini kita akan memperdalam salah satu media display yakni website desa,” ungkap Pendamping Desa (PD) Kecamatan Baturetno, Dinik Ikhawati saat membuka pelatihan di ruang baca TK Al Falah, Selasa (26/11).
Dinik Ikhawati menambahkan dari hasil monitoring dan evaluasi dari Dinas PMD Wonogiri tahun 2018 seluruh desa di Kabupaten Wonogiri (251 desa) telah memiliki website. Namun baru 81 desa yang aktif mengelola, sisanya belum berjalan dengan baik. Ia berharap dengan bimtek SDM ini, operator SID desa-desa di Baturetno semangat aktif mengelola media informasi desanya,” ujarnya.
[caption id="attachment_6319" align="aligncenter" width="300"]
Operator SID se-Kecamatan Baturetno diharapkan aktif dalam mengembangkan sistem informasi di desa (Dok.desa.id - Foto : Agung)
[/caption]
Narasumber sekaligus operator SID Desa Tremes, Arif Gunawan menyampaikan materi tentang dasar-dasar mendesain tampilan website. Para peserta pelatihan langsung diajak mempraktekkan cara menambah menu laman, widget, dan memposting berita. Ia menambahkan saat ini 90 persen desa-desa di Kabupaten Wonogiri menggunakan website yang dikembangkan secara gratis oleh BP2DK (Badan Prakarasa Pemberdayaan Desa dan Kawasan).
Narasumber kedua, Agung Susanto memberikan materi dasar-dasar jurnalistik. Ia menjelaskan beberapa kriteria sebuah peristiwa layak menjadi berita. Salah satunya unsur kebaruan atau peristiwa yang baru. Hal itu dipilih seorang jurnalis agar publik tertarik membaca. “Saat ini desa juga dituntut untuk menyajikan informasi yang akurat, cepat dan murah bagi masyarakat. Publik punya hak untuk tahu informasi, dan desa harus terbuka,” paparnya.
[caption id="attachment_6320" align="aligncenter" width="300"]
Operator SID Desa Tremes dan Desa Sendang menjadi narasumber dalam bimtek SDM pengelolaan SID (Dok.desa.id - Foto : Agung)
[/caption]
Agung Susanto juga menjelaskan perbedaan straight news dan features dari cara menuliskan berita. Straight news merupakan berita langsung, sedangkan features disajikan dengan gaya bertutur atau melukiskan. Ia juga menambahkan prinsip menulis berita harus mengandung 5W (what, when, where, who, why) + 1 H (how). Prinsip 5W + 1H ditambah dengan fakta dengan narasumber terpercaya akan menyajikan informasi lengkap dalam sebuah berita. “Ingat, berita jangan berdasarkan asumsi tapi fakta. Namun tidak semua fakta bisa jadi berita,” jelas Agung.
Salah satu peserta, operator SID Desa Gambiranom, Difa mengatakan, “Kalau saya pribadi ingin pengelolaan SID benar-benar dioptimalkan, berkaca ke depan, tak bisa dipungkiri semua akan berbasis digital. Dengan SID pasti lebih efisiensi waktu, dana, dan tenaga. Jangan sampai terjadi desa membentuk tim pelaksana SID namun hanya sekadar formalitas,” pungkas Difa. (admdua)