WONOGIRI, sendang-wonogiri.id – Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Wonogiri melakukan sosialisasi tatap muka kepada kelompok rentan terkait pelaksanaan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) serentak 2020 di Gedung Pertemuan Giri Wahana, komplek GOR Giri Mandala, Wonogiri, Minggu (3/10). Sosialisasi yang menghadirkan Ketua Bawaslu RI, Abhan, Narasumber Tenaga Ahli Bawaslu, Cak Maskur dan Ferry Junaidi ini juga dihadiri tokoh agama dari FKUB, NU, LDII, MTA, mahasiswa dari perguruan tinggi di Wonogiri, serta perwakilan dari kelompok penyandang disabilitas.
[caption id="attachment_6239" align="aligncenter" width="300"]
Ketua Bawaslu Wonogiri, Ali Mahbub saat memberikan sambutan pada sosialisasi Pilkada Serentak 2020 di ruang pertemuan Giri Wahana, Wonogiri, Minggu (3/10). (Dok.desa.id – foto : Agung)
[/caption]
Ketua Bawaslu Wonogiri, Ali Mahbub saat menyampaikan sambutan berharap acara sosialisasi dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat Wonogiri untuk mempersiapkan suksesnya Pilkada 2020. “Masyarakat dapat memberikan masukan kepada Bawaslu dalam rangka menciptakan pilkada yang bersih, bermartabat, untuk mendapatkan pemimpin yang lebih baik,” harapnya.
Sosialisasi Pemilu kepada kelompok masyarakat rentan ini dihadiri langsung Ketua Bawaslu Republik Indonesia, Abhan. Ia menyampaikan bahwa tahun 2020 mendatang ada 270 daerah akan menggelar pilkada. Wonogiri termasuk salah satu dari 21 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang akan menggelar pilkada.
[caption id="attachment_6240" align="aligncenter" width="300"]
Ketua Bawaslu RI, Abhan saat menyampaikan paparan pada sosialisasi Pilkada Serentak 2020 di ruang pertemuan Giri Wahana, Wonogiri, Minggu (3/10). (Dok.desa.id – foto : Agung)
[/caption]
Abhan menambahkan ada empat elemen pokok sebagai pijakan penyelenggaraan pemilu. Keempat elemen tersebut adalah regulasi, penyelenggaraan, peran masyarakat, dan integritas. Regulasi didalamnya mengatur hak dan kewajiban peserta pemilu dan masyarakat. “Secara teknis mulai tahapan awal sampai akhir dilaksanakan oleh KPU, sedangkan pengawasan seluruh tahapan dilakukan oleh Bawaslu. Masih ada satu lembaga lagi, yakni DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) yang mengatur etika pemilu. Tiga lembaga ini sebagai satu kesatuan. Masyarakat berhak mengawasi sepak terjang penyelenggara,” papar Abhan dihadapan peserta sosialisasi, Minggu (3/10).
Ferry Junaidi, dosen dan praktisi hukum selaku narasumber pada sosialisasi tersebut memaparkan hal terpenting dalam proses pemilu kepala daerah yakni keterlibatan masyarakat dalam proses demokrasi. Bahkan tidak hanya keterlibatan namun terbukanya ruang publik. Saat ini selain calon yang diusung parpol, membuka peluang bagi masyarakat yang mempunyai dukungan riil untuk maju melalui perseorangan dalam pilkada.
[caption id="attachment_6241" align="aligncenter" width="300"]
Ferry Junaidi saat menjadi narasumber pada sosialisasi Pilkada Serentak 2020 di ruang pertemuan Giri Wahana, Wonogiri, Minggu (3/10). (Dok.desa.id – foto : Agung)
[/caption]
Selain Ferry Junaidi, ada pula narasumber dari Tenaga Ahli (TA) Bawaslu, Cak Maskur yang menambahkan tentang pentingnya tingkat partisipasi pemilih. Cak Maskur mengatakan, jika KPU mengajak kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang memiliki visi-misi jelas, track record baik, untuk Bawaslu menambahkan tingkat partisipasi masyarakat dalam proses tahapan dan pengawasan pemilu. “Biasanya di daerah-daerah yang tingkat partisipasi pemilihnya rendah akan memunculkan pemimpin yang tidak baik. Bahwa kita harus terlibat mengawasi pemilu bukan hanya untuk memilih yang baik, namun juga menghindarkan dari terpilihnya orang-orang buruk. Jangan lepaskan sedikitpun setiap tahapan pemilu dari pengawasan kita,” pungkasnya.