sendang-wonogiri.id – Sembilan desa di Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri mengikuti pelatihan jurnalistik dalam rangka pengembangan Sistem Informasi Desa (SID). Tiap desa mengirimkan 2 operator yakni Desa Giriyoso, Desa Kopen, Desa Mangunharjo, Desa Jeporo, Desa Tawangrejo, Desa Girimulyo, Desa Kembang, Desa Slogoretno, dan Desa Jatipurwo. Pelatihan diselenggarakan di ruang pertemuan kolam renang Umbul Harjo, Pandeyan, Jatisrono, Senin (28/10). Dibuka Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Jatipurno, Saidi, dan dihadiri Tenaga Ahli Dinas PMD Wonogiri, Satya Graha, operator SID Desa Sendang, Agung Susanto, dan operator SID Desa Sidorejo, Ahmad Dwi Artadi.
[caption id="attachment_6214" align="aligncenter" width="300"]
TA Dinas PMD Wonogiri, Satya Graha saat memberikan sambutan pada pelatihan jurnalistik bagi operator SID se-Kecamatan Jatipurno, Senin (28/10/2019) (Dokumen desa.id – foto : Anto)
[/caption]
“Setiap saat informasi terus mengalami perubahan. Desa harus banyak belajar untuk mengembangkan sistem informasi agar tidak ketinggalan. Pelatihan hari ini sebagai upaya belajar bersama dan bertukar ilmu dengan semua operator SID dari desa-desa di Jatipurno,” ungkap Sekcam Jatipurno, Saidi saat membuka pelatihan di ruang pertemuan kolam Umbul Harjo, Senin (28/10).
Sementara itu Tenaga Ahli (TA) Dinas PMD Wonogiri, Satya Graha sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan pengembangan SID di Kecamatan Jatipurno. Ia mengajak semua desa untuk membudayakan model belajar bersama antar desa. “Bangga sekali ketika perangkat desa berkumpul dengan desa lain untuk belajar bersama, apalagi narasumbernya dari desa lain. Tak perlu jauh-jauh, tak perlulah cari narasumber yang jauh. Jika didekat kita ada yang layak dan mumpuni kenapa tidak,” ujarnya.
[caption id="attachment_6215" align="aligncenter" width="300"]
Operator SID Desa Sendang, Agung Susanto saat memberikan materi dasar-dasar jurnalisme pada pelatihan jurnalistik bagi operator SID se-Kecamatan Jatipurno, Senin (28/10/2019) (Dokumen desa.id – foto : Anto)
[/caption]
Salah satu narasumber sekaligus operator SID Desa Sendang, Agung Susanto menjelaskan tentang dasar-dasar jurnalistik yang ia dapatkan saat mengikuti pelatihan jurnalistik di LPJS Solopos beberapa waktu lalu. Agung menjelaskan ada beberapa kriteria sebuah peristiwa layak menjadi berita. Salah satunya unsur kebaruan atau peristiwa yang baru. Hal itu dipilih seorang jurnalis agar publik tertarik membaca. “Saat ini desa juga dituntut untuk menyajikan informasi yang akurat, cepat dan murah bagi masyarakat. Publik punya hak untuk tahu informasi, dan desa harus terbuka,” paparnya.
Agung juga menjelaskan perbedaan straight news dan features dari cara menuliskan berita. Straight news merupakan berita langsung, sedangkan features disajikan dengan gaya bertutur atau melukiskan. Ia juga menambahkan prinsip menulis berita harus mengandung 5W (what, when, where, who, why) + 1 H (how). Prinsip 5W + 1H ditambah dengan fakta dengan narasumber terpercaya akan menyajikan informasi lengkap dalam sebuah berita. "Ingat, berita jangan berdasarkan asumsi tapi fakta. Namun tidak semua fakta bisa jadi berita," jelas Agung.
[caption id="attachment_6216" align="aligncenter" width="300"]
Ahmad Dwi Artadi saat memberikan materi desain web pada pelatihan jurnalistik bagi operator SID se-Kecamatan Jatipurno, Senin (28/10/2019) (Dokumen desa.id – foto : Anto)
[/caption]
Narasumber kedua, Ahmad Dwi Artadi mengajak peserta pelatihan untuk mempraktekkan cara menulis berita dengan prinsip 5W + 1H dan diunggah di website desa. Ia bersama Agung membantu peserta pelatihan untuk mendesain website desa mulai dari tampilan, menambah menu dan widget. Saat ini seluruh desa di Kecamatan Jatipurno telah memilik website desa, namun belum maksimal dalam pengelolaannya. Menurut Tomi, Pendamping Desa Kecamatan Jatipurno, dengan pelatihan jurnalistik bagi operator SID diharapkan menjadi jembatan antar desa untuk membangun jejaring pengetahuan dan pengalaman antar desa. (admin)