sendang-wonogiri.id │ Minggu (17/6/2019), warga dusun Kedungareng, Desa Sendang menggelar pelaksanaan Halal Bi Halal di balai dusun Kedungareng. Kegiatan ini dilaksanakan rutin tiap tahun pada bulan Syawal. Hadir dalam acara tersebut Kepala Desa Sendang, Sukamto Priyowiyoto, perangkat desa, Ketua RW, Ketua RT se-dusun Kedungareng, dan seluruh warga dusun Kedungareng.
[caption id="attachment_5158" align="aligncenter" width="300"]
Tiga qori (Zyven, Naisa, Ilyasa) saat membacakan ayat-ayat suci Al-Quran pada acara halal bi halal warga dusun Kedungareng, Minggu (16/6) (Dok. desa.id – foto : Wawan)
[/caption]
Acara halal bi halal diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh tiga qori’ yakni ananda Zyen Ulya Luthfia, Naisa Alfadira Pratiwi dan Ilyasa Ayub Astuti. Mereka membacakan surat Ali Imron ayat 133 – 135. Ketiga qori’ tersebut dibina oleh Ustad H. Zuhri Nuhson, pemuka agama setempat.
Dalam kesempatan itu, ketua panitia halal bi halal Dusun Kedungareng, Ali Murtopo, mengatakan bahwa acara tersebut dapat terselenggara karena atas kerjasama yang baik seluruh warga. Ia menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kesadaran warga untuk menjalin tali silaturahmi.
[caption id="attachment_5159" align="aligncenter" width="199"]
Kadus Kedungareng, Aria Bagas saat memberikan sambutan pada acara halal bi halal warga dusun Kedungareng, Minggu (16/6) (Dok. desa.id – foto : Wawan)
[/caption]
Sementara itu Kadus Kedungareng, Aria Bagas Herbangun saat memberikan sambutan mengatakan sangat berterima kasih karena Kepala Desa beserta perangkat dapat hadir secara langsung untuk menjalin silaturahmi dengan seluruh warga Dusun Kedungareng. “Ini warna baru, karena baru kali ini Bapak Kades dan perangkat desa Sendang dapat hadir pada acara halal bi halal warga Dusun Kedungareng,” imbuhnya.
Kepala desa Sendang dalam sambutannya menyampaikan selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H dan atas nama pribadi serta atas nama keluarga mohon maaf lahir dan batin kepda seluruh warga desa Kedungareng yang dicintai. ”Kami sebagai manusia biasa tentu banyak kesalahan dan kekhilafan, atas nama pribadi, keluarga, dan pemerintah desa kami mohon maaf lahir dan bathin semoga kedepan kita selalu diberi limpahan rahmat dari Allah SWT,” ucap Sukamto Priyowiyoto.
[caption id="attachment_5160" align="aligncenter" width="300"]
Kades Sendang, Sukamto Priyowiyoto saat menyerahkan bantuan kepada Suyanto (Pengurus Masjid Nurul Iman) pada acara halal bi halal warga dusun Kedungareng (Dok. desa.id – foto : Wawan)
[/caption]
Dalam kesempatan itu kades menyerahkan bantuan sebesar Rp 5juta untuk pembangunan Masjid Nurul Iman yang baru saja dilakukan pemugaran. Ia mengatakan bahwa bantuan ini sekedar stimulan untuk pemugaran masjid dusun yang dilaksanakan dan berharap masjid dapat dipergunakan sebagai wadah pembinaan moral spiritual bagi warga Dusun Kedungareng. Sampai saat ini pemugaran Masjid Nurul Iman telah menelan biaya kurang lebih Rp 250 juta dari hasil swadaya warga dusun Kedungareng.
[caption id="attachment_5161" align="aligncenter" width="300"]
Ustad KH. Masruqin saat memberikan tausyiah pada acara halal bi halal warga dusun Kedungareng, Minggu (16/6) (Dok. desa.id – foto : Wawan)
[/caption]
Acara dilanjutkan dengan tausyiah oleh ustad KH. Masruqin dari Kelurahan Giritirto, Wonogiri. Dalam tausyiahnya ia menjelaskan tentang makna halal bi halal. “Halal bi halal syaratnya hanya satu, yakni hati siap menerima maaf secara lahir bathin. Kita siap menjalin kembali silaturahmi yang sudah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW akan dipanjangkan usianya dan dilapangkan rizqinya bagi mereka yang bersilaturahmi,” tuturnya.
[caption id="attachment_5162" align="aligncenter" width="300"]
Semua warga salin berjabat tangan sebagai tanda saling memaafkan (Dok. desa.id – foto : Wawan)
[/caption]
Ia juga mengingatkan kepada warga yang hadir untuk terus meningkatkan ibadahnya setelah usai mengerjakan ibadah di bulan Ramadan. Utamanya adalah ibadah sholat wajib, harus ditegakkan. Sholat merupakan tiang agama, ketika ditegakkan kuatlah agamanya, dan ketika sholat dilalaikan maka lemah pula agamanya. Dan ketika ada saudara yang melakukan kesalahan maka yang lain jangan berbuat salah pula, harus saling mengingatkan dan menasehati. Acara ditutup dengan berjabatan tangan antar warga sebagai tanda saling memaafkan. (admin)