WONOGIRI,sendang-wonogiri.id – Sejak pagi warga Desa Sendang, khususnya Dusun Sokogunung, Dusun Kembang, dan Dusun Prampelan berduyun-duyun menuju tenda yang telah didirikan di area landasan paralayang, Puncak Joglo, Sokogunung. Mereka bergegas mengikuti acara pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XVI di kabupaten Wonogiri, Jum’at (3/5/2019). Hadir pula Forkompinda Wonogiri, Camat Wonogiri, Kades/Lurah se-kecamatan Wonogiri dan tokoh masyarakat Desa Sendang.
[caption id="attachment_4940" align="aligncenter" width="300"]
Warga masyarakat Desa Sendang mengikuti pencanangan BBGRM XVI di puncak Joglo Sokogunung, Jum’at (3/5) (Dok. Desa.id – foto : Reza)
[/caption]
Dalam kesempatan itu, Asisten Sekda Wonogiri Edi Sutopo mewakili Bupati Wonogiri Joko Sutopo saat membuka pencanangan BBGRM mengatakan, masyarakat perlu membangun budaya wisata supaya sektor pariwisata Desa Sendang lebih maju. “Budaya wisata itu seperti keramahan, K3 (Kebersihan, Keindahan, Ketertiban), pengelolaan yang baik, harga wajar, dan makanan yang higienis,” terangnya.
[caption id="attachment_4941" align="aligncenter" width="300"]
Asisten Bupati Wonogiri, Edi Sutopo memukul kentongan sebagai tanda pencanangan BBGRM XVI di puncak Joglo, Sokogunung, Jum’at (3/5) (Dok. Desa.id – foto : Reza)
[/caption]
Edi Sutopo melanjutkan pencanangan BBGRM dengan pemukulan kentongan yang disaksikan para pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dan warga Sendang yang hadir dalam acara tersebut. Sesuai dengan tema yang diusung “Lanjutkan Gotong Royong, Tuntaskan Kemiskinan”, dalam kesempatan itu, secara simbolis ia menyerahkan bantuan rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) 19 unit dari Dana Desa, kartu KIS untuk 20 jiwa, bantuan operasional KPMD sebesar Rp5 juta, bantuan sarpras Rp150 juta, dan penyertaan modal BUMDes yang bersumber dari bankeu provinsi Jawa Tengah.
[caption id="attachment_4942" align="aligncenter" width="300"]
Warga masyarakat Desa Sendang menerima bantuan saat pencanangan BBGRM XVI di puncak Joglo, Sokogunung, Jum’at (3/5) (Dok. Desa.id – foto : Reza)
[/caption]
Sebelumnya warga Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri telah memulai gotong-royong dengan membangun jalan tembus dari Dusun Kolotoko sampai Soko Gunung. Mereka babat alas dengan membelah hutan di perbukitan sepanjang 1,8 kilometer.
Kepala Desa Sendang Sukamto mengungkapkan, pembuatan jalan itu dirintis sekitar Oktober 2018 lalu. Pemerintah desa setempat mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) sebesar Rp 250 juta untuk merintis jalan tembus tersebut. “Dananya untuk babat alas membuat jalan tembus. Kami juga mengerahkan warga dari delapan dusun untuk bekerja bakti bersama,” katanya usai menggelar pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) di kompleks wisata Peluncuran Gantole Bukit Joglo, Jumat (3/5).
[caption id="attachment_4943" align="aligncenter" width="300"]
Kades Sendang, Sukamto Priyowiyoto saat memaparkan potensi desa pada pencanangan BBGRM XVI di puncak Joglo, Sokogunung, Jum’at (3/5) (Dok. Desa.id – foto : Reza)
[/caption]
Rencananya, jalan tembus tersebut akan dibangun selebar empat meter. Sebagian besar ruasnya kini masih berupa jalan tanah, hanya beberapa ruas yang sudah dimakadam. “Yang dimakadam baru sekitar 400 meter,” terangnya.
[caption id="attachment_4944" align="aligncenter" width="300"]
Forkompinda Wonogiri saat menghadiri pencanangan BBGRM XVI di puncak Joglo Sokogunung, Jum’at (3/5) (Dok. Desa.id – foto : Reza)
[/caption]
Selain membuka akses ke Dusun Kolotoko dan sekitarnya, jalan itu juga diharapkan mampu menjadi jalan alternatif menuju beberapa obyek wisata di Desa Sendang. Antara lain wisata Peluncuran Gantole Bukit Joglo, Puncak Bukit Soko Gunung, dan Watu Cenik. Selama ini hanya ada satu akses jalan menuju ke tiga obyek wisata tersebut. Yakni jalur dari Dusun Prampelan sampai Dusun Sokogunung. Sehingga saat ramai wisatawan, mobil kesulitan bersimpangan karena jalannya berliku dan menanjak. “Kalau jalan Sokogunung-Kolotoko sudah jadi, wisatawan bisa naik lewat jalur Prampelan-Sokogunung, lalu turunnya lewat jalur Sokogunung-Kolotoko-Nglegong-Gondanglegi sampai ke jalan provinsi (Wonogiri-Praci),” terangnya.
Namun, dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jalan tersebut sangat besar. Dia mencontohkan, biaya mengecor jalan Cakaran-Nglegong sepanjang 3,2 kilometer membutuhkan biaya sekitar Rp 4 miliar. Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan bantuan kepada pemerintah kabupaten, provinsi, pusat hingga mengusulkan diadakannya Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) untuk menyelesaikan pembangunan jalan Kolotoko-Sokogunung. (Admin)