sendang-wonogiri.id │Pemerintah Desa Sendang mengalokasikan dana desa yang bersumber dari APBN tahap III Tahun Anggaran 2018 untuk kegiatan penanggulangan bencana atau mitigasi bencana. Alokasi sebesar Rp 7 juta dipergunakan untuk Pelatihan Sekolah Gunung bagi para relawan Destana (Desa Tangguh Bencana) Desa Sendang. Pelatihan tersebut digelar di lokasi Wisata Watu Cenik, Dusun Prampelan, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kamis (20/12).
[caption id="attachment_4202" align="aligncenter" width="300"]
Para relawan Destana ikuti Pelatihan Sekolah Gunung, Kamis (20/12) (Dok. desa id - Foto : Agung)
[/caption]
Hadir dalam pelatihan tersebut yakni Pj. Kades Sendang, Suparno, Kades terpilih, Sukamto, Babinsa Sunarno, 40 peserta relawan Destana Sendang, dan 15 peserta komunitas relawan difabel. Materi pelatihan terbagi dua pokok bahasan yakni Kesiapsiagaan Menghadapi Longsor oleh Fendika (BPBD) dan Sekolah Gunung oleh Agus dari komunitas Gatarin, Desa Kepatihan, Selogiri.
[caption id="attachment_4198" align="aligncenter" width="300"]
Pj. Kades Sendang, Suparno saat memberikan sambutan pada pengambilan pada Pelatihan Sekolah Gunung, Kamis (20/12) (Dok. desa id - Foto : Agung)
[/caption]
Pj. Kades Sendang, Suparno dalam sambutannya mengatakan bahwa kita tidak ingin ada bencana namun kita harus siap saat terjadi bencana. “Tahun 2019 kita menuju Wonogiri tangguh bencana, maka diharapkan masing-masing Desa menjadi Destana,” jelasnya.
Ia menambahkan pada 2018, Desa Sendang mengalokasikan Rp 7 juta dari dana desa untuk pelatihan kebencanaan bagi para relawan dan penanaman pohon di sekitar Watu Cenik yang rawan longsor. Hal ini sebagai upaya mitigasi bencana dan menyadarkan masyarakat tentang kewaspadaan terhadap ancaman bencana. Sebab potensi bencana longsor di Desa Sendang cukup besar.
[caption id="attachment_4200" align="aligncenter" width="300"]
Fendika, dari BPBD Kab. Wonogiri saat menyampaikan materi pada Pelatihan Sekolah Gunung, Kamis (20/12) (Dok. desa id - Foto : Agung)
[/caption]
Fendika, dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri saat menyampaikan materi tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Longsor mengatakan bahwa kondisi geografis Desa Sendang merupakan dataran tinggi dengan kontur bebatuan maka sangat tepat jika menggelar Pelatihan Sekolah Gunung. “Kami berterima kasih kepada Pemdes Sendang yang telah menyelenggarakan pelatihan sekolah gunung, ini sejalan dengan Program BPBD untuk menambah jumlah desa tangguh bencana sebagai langkah antisipatif pengurangan resiko bencana,” tuturnya.
[caption id="attachment_4201" align="aligncenter" width="300"]
Agus Gatarin saat menyampaikan materi pada Pelatihan Sekolah Gunung, Kamis (20/12) (Dok. desa id - Foto : Agung)
[/caption]
Pada kesempatan itu, Agus dari komunitas Gatarin (Gayam Talok Ringin) dari Desa Kepatihan, Selogiri menyampaikan materi Sekolah Gunung. Ia menjelaskan bahwa Sekolah Gunung merupakan upaya menjadikan kawasan rawan bencana menjadi pusat pembelajaran konservasi yang menopang mitigasi bencana. “Gerakan pengelolaan kawasan pegunungan ini untuk menyelamatkan dan mengembalikan fungsi pegunungan sebagai daerah dataran tinggi sekaligus sebagai daerah hulu sungai yang diharapkan dapat tertata sesuai kondisi alamiahnya. Tetap subur, sehat, produktif dan lestari serta bermanfaat bagi manusia dan lingkungan secara berkelanjutan,” imbuhnya.
[caption id="attachment_4203" align="aligncenter" width="300"]
Para relawan menanam pohon di sekitar Watu Cenik (Dok. desa id - Foto : Agung)
[/caption]
Kegiatan pelatihan Sekolah Gunung dilanjutkan dengan penanaman tanaman keras seperti Gayam, Ringin dan buah-buahan di sekitar lokasi Wisata Watu Cenik. Buah-buahan sengaja ditanam untuk mengurangi serangan kera yang mulai merusak tanaman di pemukiman penduduk. Sekretaris Desa Sendang, Agung Susanto, mengatakan banyak laporan dari masyarakat terkait kawanan kera yang mulai masuk rumah warga. “Kalau sudah sampai masuk rumah artinya mereka sudah kehabisan pangan di habitat mereka. Untuk itu kami mencoba menanam buah-buahan di sekitar Watu Cenik sebagai upaya pencegahan kera-kera agar tidak masuk ke pemukiman warga,” kata dia. (admin)