sendang-wonogiri.id - Desa Sendang Kecamatan Wonogiri merupakan salah satu desa yang memiliki potensi rawan mengalami bencana, terutama tanah longsor. Hal ini terjadi karena kondisi Geologi dan topografi Desa Sendang yang memiliki dataran tinggi, pegunungan tanah dan bebatuan. Musim penghujan Nopember tahun lalu Desa Sendang dilanda bencana tanah longsor di 5 dusun. Untuk menghadapi ancaman terjadinya bencana kembali, Desa Sendang membentuk tim relawan yang tergabung dalam Destana (Desa Tangguh Bencana).
[caption id="attachment_4016" align="aligncenter" width="300"]
Pj. Kades Sendang, Drs. Suparno saat membuka pelatihan bagi relawan Desatana di ruang pertemuan TP PKK Desa Sendang, Kamis (15/11) (Dokumen desa.id - Foto : Sari)
[/caption]
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri memfasilitasi pembentukan relawan Destana tersebut dengan menggelar pelatihan kebencanaan di ruang pertemuan TP PKK Desa Sendang, Kamis (15/11). “Pembentukan Relawan Destana merupakan salah satu bentuk kesiapsiagaan desa dalam menghadapi ancaman bencana yang mungkin terjadi,” kata Drs. Suparno, Pj. Kades Sendang saat membuka pelatihan Destana.
Ia menambahkan bahwa pelatihan Desa Tangguh Bencana (Destana) akan dilaksanakan hingga Senin (19/11). Namun lokasi pelatihan tidak hanya di komplek kantor balai Desa Sendang. Dan pemateri tidak hanya dari BPBD Kabupaten Wonogiri tetapi akan dibantu juga oleh SAR Wonogiri.
[caption id="attachment_4017" align="aligncenter" width="300"]
Relawan Desa Sendang ikuti pelatihan kebencanaan yang digelar BPBD Wonogiri di ruang pertemuan TP PKK Desa Sendang, Kamis (15/11) (Dokumen desa.id - Foto : Sari)
[/caption]
Pada pelatihan hari pertama ini, Wisnu dari SAR Wonogiri memberikan materi Pelatihan Evakuasi Korban Bencana Tanah Longsor. Hal ini berkaitan dengan penanganan korban longsor, baik yang selamat, mengalami luka ringan sampai berat, bahkan korban yang meninggal dunia. Selain itu juga disampaikan beberapa langkah yang perlu dilakukan dan diedukasikan kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana longsor, diantaranya :
1. Pembuatan Saluran Drainase secara benar, agar jalur air tidak menabrak tebing/batuan (tidak menggerus lapisan tanah di bawahnya).
2. Membuat Talud penahan air dari karung bekas yang diisi tanah.
3. Membuat data base yang berisi jumlah KK dan denah lokasi di masing – masing rumah tinggal.
4. Memberikan edukasi kepada penghuni rumah agar berkumpul dalam 1 titik di dalam rumah untuk mempermudah proses evakuasi bila terjadi bencana).
5. Menghimbau warga agar mengungsi ke tempat yang aman jika terjadi ancaman yang potensial menyebabkan bencana (misalnya hujan deras yang terjadi berhari – hari).
[caption id="attachment_4018" align="aligncenter" width="300"]
Relawan melakukan simulasi di Balai Desa Sendang (Dokumen desa.id - Foto : Sari)
[/caption]
Dalam proses evakuasi korban longsor, yang perlu dilakukan pertama kali adalah mendeteksi kondisi korban. Pelabelan korban juga bisa membantu proses evakuasi karena mempercepat pengambilan keputusan korban manakah yang akan ditolong terlebih dahulu. Pemberian label kepada korban meliputi :
a. Korban tidak bergerak, tidak bersuara dan tidak merespon. Diberikan label warna Hitam dengan indikasi korban sudah meninggal dunia.
b. Korban tidak bergerak, dipanggil tidak menjawab tetapi masih memberikan sedikit respon bila disentuh. Korban diberi label warna Merah, dengan indikasi korban mengalami luka berat.
c. Korban tidak bergerak namun memberikan respon yang reaktif/ berteriak histeris, diberikan label warna kuning. Dalam hal ini, korban terindikasi hanya mengalami luka sedang.
d. Korban masih bisa berdiri, respon masih baik namun tidak segera bergerak, diberikan label warna Hijau dengan indikasi hanya mengalami luka ringan.
[caption id="attachment_4019" align="aligncenter" width="300"]
Simulasi menolong korban bencana saat pelatihan bagi relawan Desatana di ruang pertemuan TP PKK Desa Sendang, Kamis (15/11) (Dokumen desa.id - Foto : Sari)
[/caption]
Sesuai urutan dalam proses evakuasi, korban yang diprioritaskan untuk segera mendapatkan pertolongan adalah label Merah, Kuning, Hijau dan yang terakhir Hitam. Pelatihan hari pertama ditutup dengan kegiatan praktik evakuasi korban longsor. Pelatihan akan dilanjutkan dengan proses simulasi bencana dan dapur umum pada hari Senin (19/11) di Balai Dusun Selopukang. (admin-sr)