WONOGIRI – Kejuaraan Nasional Indonesian Downhill 76 seri IV mulai digelar di lintasan lereng Gunung Krasak atau masih satu lokasi dengan Wisata Watu Cenik, Dusun Prampelan, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri. Kejurnas ini berlangsung selama 2 hari yakni Sabtu-Minggu, 13-14 Oktober 2018. Dan diikuti 242 atlit downhill dari dalam dan luar negeri, yakni Singapura sebanyak 5 atlit. Lintasan di lereng Gunung Krasak ini memiliki panjang lebih kurang 1.800 meter dengan total elevasi 208 meter berpotensi menjadi pilihan bagi mereka yang ingin merasakan sensasi menjajal lintasan ekstrem.
[caption id="attachment_3696" align="aligncenter" width="300"]
Lokasi start kejurnas downhill di Wisata Watu Cenik, Sendang (Dok.desa.id - foto : agung)
[/caption]
Lintasan ini melewati 11 lahan milik warga Dusun Prampelan, Godean, dan Sendang. Pemilik lahan telah dimintai ijin oleh pihak penyelenggara kejurnas downhill dan menyambut baik event ini. “Lintasannya sangat ekstrem, sama dengan di Bali,” kata Nasri, salah satu atlit downhill dari Singapura. Ia fasih berbahasa Indonesia karena seringkali mengikuti kejuaraan downhill di berbagai daerah antara lain Kudus, Salatiga dan Bali.
[caption id="attachment_3697" align="aligncenter" width="300"]
Peserta kejurnas downhill saat melintas dibawah landasan gantolle Watu Cenik (Dok.desa.id - foto : agung)
[/caption]
Kejurnas Downhill 76 ini terdiri dari 3 kategori yakni kategori Prestasi, Hobby, serta Promosi dan degradasi. Namun untuk peserta di kategori Prestasi diwajibkan berlisensi UCI atau National-1 Day License yang dikeluarkan PB ISSI di tahun berjalan yang sekaligus berfungsi sebagai asuransi dan diasuransikan oleh Mandiri Health Insurance. Ketua panitia lokal Kejurnas Indonesian Downhill 76 tahun 2018, Anto Wijaya mengatakan bahwa Wonogiri berpotensi menjadi tuan rumah ajang downhill nasional tiap tahun jika pelaksanaan tahun ini berjalan sesuai harapan Indonesia Downhill (IDH). Bahkan, tidak menutup kemungkinan Wonogiri bisa menjadi tuan rumah kejuaraan berskala internasional jika seluruh elemen dinyatakan memenuhi standar internasional.
[caption id="attachment_3698" align="aligncenter" width="300"]
Atlit downhill dari dalam dan luar negeri ramaikan kejurnas downhill 76 di Sendang (Dok.desa.id - foto : agung)
[/caption]
Kejuaraan Downhill 76 yang diselenggarakan di lereng Gunung Krasak, Sendang ini secara nyata mampu meningkatkan ekonomi warga. Selama kegiatan berlangsung banyak peserta yang memanfaatkan menginap di rumah penduduk, maupun hotel dan losmen yang tersebar di Desa Sendang. Warga juga memanfaatkan lahan untuk buka parkir kendaraan. Tak ketinggalan para penonton kejurnas downhill dari berbagai daerah yang menyempatkan menyantap kuliner khas Sendang seperti Nila Bakar, Bothok Ikan, Pecel Gendar. Dengan banyaknya pengunjung otomatis akan meningkatkan pendapatan BUMDes. Sehingga diharapkan BUMDes bisa memberi kontribusi pendapatan asli desa lebih besar, sehingga ekonomi warga juga turut terdongkrak.
[caption id="attachment_3699" align="aligncenter" width="300"]
Peserta saat mencapai finish di bumi perkemahan camping ground Sendang (Dok.desa.id - foto : agung)
[/caption]
Menurut Sukamto, Ketua BUMDes Sendang Pinilih mengatakan Rencananya setelah event kejurnas Downhill 76 ini selesai, lintasan akan dikelola oleh BUMDes. BUMDes akan menjadikan Sendang sebagai pusat tempat olahraga ekstrem di Wonogiri. Ini tidak mustahil, mengingat Sendang sudah beberapa kali menyelenggarakan event olahraga bertaraf internasional seperti Gantolle dan Paralayang. Karena didukung spot olahraga dirgantara yang memadai. ”Bahkan pada kejurnas kali ini, utusan dari Union Cycliste Internationale (UCI) sebagai induk organisasi olahraga sepeda internasional juga meninjau lintasan downhill di Sendang. Kalau lintasan dan faktor pendukung, seperti medis memenuhi syarat, bukan tidak mungkin Wonogiri akan menjadi tuan rumah ajang Internasional,” pungkasnya. (admin)