Wonogiri, sendang-wonogiri.id – Pemerintah Desa Pare bekerja sama dengan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Yogyakarta (KKN UNY) menyelenggarakan Pelatihan Teknik Menulis Berita, Selasa (21/8). Bertempat di Ruang Pertemuan Desa Pare, kegiatan dibuka Kepala Desa Pare, Sugeng, dan diikuti 12 peserta dari perangkat desa dan tokoh masyarakat, serta 1 peserta dari luar desa yaitu Agung Susanto, Sekretaris Desa Sendang sekaligus Operator SID Desa Sendang, Wonogiri.
[caption id="attachment_2918" align="aligncenter" width="300"]
Kades Pare, Sugeng membuka pelatihan menulis berita (Dok.desa.id - foto : Mariyanto)
[/caption]
Dalam sambutannya, Kepala Desa berharap setelah selesainya pelatihan perangkat desa dapat menyampaikan informasi dengan baik dan benar, serta dapat diterima masyarakat sehingga menjadi konsumsi bermanfaat. “Dengan bimbingan dan pembelajaran dari mahasiswa, perangkat desa bisa menyampaikan berita yang ada diwilayahnya dengan baik dan bermanfaat,” tuturnya.
[caption id="attachment_2919" align="aligncenter" width="300"]
Maria Purbandari Mahasiswa KKN UNY menyampaika materi pelatihan, Selasa (21/08). (doc,desa.id – Foto : Mariyanto)[/caption]
Sebagai pemateri tunggal, Maria Purbandari dalam paparannya mengutip teori Jacob Oetama, yaitu berita bukan fakta, namun laporan tentang fakta. “Fakta yang layak menjadi berita adalah fakta yang mengandung nilai berita (news value),” jelasnya.
[caption id="attachment_2920" align="aligncenter" width="300"]
Perangkat Desa ikuti Pelatihan Menulis Berita (Dok.desa.id - foto : Agung)
[/caption]
Dia juga menjelaskan bahwa dalam menyajikan berita atau informasi kepada publik, saat ini perlu teknik-teknik tertentu agar berita yang disajikan bisa mudah diterima dan dipahami oleh pembaca. Maka diterapkanlah pola piramida terbalik.
"Dalam pola piramida terbalik, inti dari berita itu di sampaikan pada paragraph pertama dan utama. Untuk paragraph selanjutnya berisi tentang penjabaran dan tambahan informasi saja. Kenapa diterapkan pola piramida terbalik, karena orang atau warga masyarakat sekarang ini membacanya cuma sekilas. Dan tentu saja berita harus memuat 5W dan 1H, juga hindari penulisan kata yang berulang-ulang," pungkas Maria Purbandari. (admin)