WONOGIRI │ HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah suatu virus yang menyerang sel darah putih dalam tubuh yang berakibat turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain.
AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome, adalah berkumpulnya gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh, yang disebabkan oleh infeksi HIV. Berakibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang, maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.
[caption id="attachment_2327" align="aligncenter" width="300"]
Pitut Kristiyanta Nugraha, MM Kepala UPTD Puskesmas Wonogiri 1
[/caption]
Kelompok yang rentan terinfeksi HIV – AIDS adalah ibu hamil, anak balita, remaja dengan napza suntik, masyarakat dengan infeksi menular seksual, penjaja seks dan pelanggan. Yang akan berdampak menurunnya produktivitas menurun seperti ketersedian angkatan kerja, umur usia produktif pendek, mangkir tidak masuk, serta biaya perawatan penderita meningkat. Kata dr. Pitut Kristiyanta Nugraha, MM dalam sambutan pada pembentukan Warga Peduli Aids / WPA di UPTD Puskesmas Wonogiri 2, Kamis 7 juni 2018. Selain itu juga akan berdampak pada sektor ekonomi yaitu perkembangan ekonomi terhambat, kecemburuan sosial dan kemiskinan, lanjutnya.
Sementara itu Drs. Slameto Sudibyo Camat Wonogiri melalui Drs. Sumarno, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Wonogiri dalam sambutannya mengatakan, "Forkompimcam sangat mendukung upaya atau inisiatif masyarakat dalam penanggulangan penyakit HIV/Aids dengan membentuk WPA/warga peduli aids di Desa/Kelurahan. Intervensi yang bisa dilakukan adalah dengan sosialisasi tentang penyakit HIV/Aids dan tentang tugas WPA itu sendiri. Dengan demikian masyarakat mampu secara mandiri dalam pencegahan penyakit tersebut serta bisa melakukan konseling pada penderita HIV/Aids," jelas Sumarno.
[caption id="attachment_2328" align="aligncenter" width="199"]
Drs. Sumarno Kasi PMD Kecamatan Wonogiri
[/caption]
Pencegahan dan penanggulangan HIV / Aids dengan jalan pendekatan program pemerintah dan melalui LSM yang berupa tindakan medis, serta melaui gerakan partisipasi masyarakat. Dan partisipasi masyarakat merupakan kekuatan terbesar dalam membangun kemandirian bangsa, kata H Marsudi, S.Kep pelaksana program pencegahan penyakit UPTD Puskesmas Wonogiri 1. Yang disampaikan pada saat sosialisasi tentang penyakit HIV/Aids. Selanjutnya perlu dibentuk Warga Peduli Aids / WPA di desa/kalurahan sebagai wahana bagi masyarakat untuk membangun kesadaran dalam upaya penanggulangan HIV / Aids secara mandiri. WPA bertujuan membentuk kesadaran masyarakat dalam berperan secara aktif dalam mencegah penularan penyakit tersebut, serta menghilangkan stigma negatif dan sikap diskriminatif terhadap ODHA (orang dengan HIV/Aids).
[caption id="attachment_2331" align="aligncenter" width="199"]
H Marsudi, S.Kep pelaksana program pencegahan penyakit UPTD Puskesmas Wonogiri 1
[/caption]
Kegiatan sosialisasi dan pembentukan WPA yang dihadiri oleh Forkompimcam, PKK Kecamatan, Kepala Desa dan Lurah serta kader kesehatan tersebut , H. Marsudi, S.Kep menambahkan Warga Peduli Aids UPTD Puskesmas Wonogiri 1, yang dideklarasikan pada hari ini, selain tugas diatas, ada tugas lain yaitu : identifikasi masalah dan potensi yang berkaitan dengan upaya penanggulangan HIV / Aids. Serta menentukan alternatif penyelesaian masalah dan menyusun rencana program dan kegiatan upaya penanggulan HIV/ Aids dalam periode tertentu. Tidak ketinggalan bertugas dan berperan dalam pelaksanaan program dan kegiatan, termasuk monitoring dan evaluasi. (Kontributor : mBinG)